Pavel Durov Ungkap Dapat Banyak Ancaman Saat Bepergian ke Luar Negeri: Mereka Hanya Ingin Tau Soal Keamanan Telegram
Baru-baru ini nama Pavel Durov menjadi trending topik dunia lantaran dirinya kedapatan diciduk kantor kepolisian Prancis.
Kabar tersebut bermula saat Pavel Durov melangsungkan keberangkatan ke Prancis untuk urusan pekerjaan pada Sabtu (24/8) malam.
Namun saat tiba di Bandara Le Bourget, ia dihadang kepolisian Prancis yang telah mendapat surat perintah resmi untuk menahan Pavel Durov.
Penangkapan tersebut diduga lantaran pendiri sekaligus CEO Telegram Pavel Durov tersebut, dituding membiarkan Telegram sebagai jejaring sosial yang banyak digunakan untuk bertukar informasi tanpa filter.
Dimana disebutkan juga informasi tersebut berupa informasi dan aktivitas ilegal yang merugikan.
Sebuah lembaga resmi pemerintah Prancis bernama OFMIN menuntut untuk melakukan penangkapan karena dugaan kejahatan berupa pencucian uang, perdagangan narkoba, dan penyebaran konten pelecehan seksual anak.
Namun dalam sebuah cuplikan wawancara yang diunggah ulang oleh Elon Musk, sang pemilik media sosial X.
Menunjukan sebuah cerita dimana Pavel Durov banyak menjadi "buronan" ketika bepergian ke luar negeri utamanya Amerika Serikat.
"Kami (Telegram) banyak sekali menerima perhatian dari FBI, agensi keamanan (polisi,dll) kemanapun kita pergi ke Amerika" katanya dikutip Senin (26/8).
Durov mengaku kerap mendapat cecaran dari FBI yang seolah mengintainya saat bepergian ke negri Paman Sam tersebut.
Mulai dari mempekerjakan secara diam-diam teknisi yang bekerja untuk Durov hingga menghampiri rumah yang ia sewa saat di Amerika.
"Contoh saja, terakhir kali saya ke Amerika. Saya membawa teknisi saya yang mana ia bekerja untuk Telegram. Dan ada satu waktu saya mendapati dimana secara rahasia FBI mempekerjakan teknisiku tanpa sepengetahuanku untuk bekerja di cybersecurity atau agen yang mereka sebut sebagai pemerintah Amerika" jelas Durov.
Pria yang lahir di Rusia itu juga membeberkan alasan mengapa Amerika begitu penasaran dengannya termasuk salah satunya Telegram.
"Mereka penasaran untuk mempelajari bagaimana membuka sumber mana saja klien yang terintegrasi dengan aplikasi Telegram" tegas Durov membeberkan keborokan AS.
Tanpa takut, Durov menegaskan bahwa klien yang dimaksud mungkin adalah hal yang berkaitan dengan informasi negara.
"Untuk pemerintah Amerika atau mungkin untuk (memata-matai) pemerintah negara lain" katanya lagi.
Pada kesempatan itu, Durov juga menceritakan bahwa dirinya pernah dihampiri oleh agen FBI saat sedang kunjungan ke Amerika.
"Saat itu saya sedang sarapan, sekitar pukul 9 pagi. Dan FBI tiba-tiba muncul dirumah yang saya sewa dan itu sangat mengejutkan karena kita (Telegram) dapat banyak perhatian disini (Amerika)" curhatnya.
Ia menegaskan bahwa FBI menghampiri rumah yang dia sewa bukan karena Durov terbukti melakukan kejahatan.
Melainkan karena mereka terus penasaran dengan Telegram yang dikembangkan oleh Pavel Durov.
"Mereka tertarik untuk mempelajari lebih tentang Telegram. Mereka tau aku meninggalkan Russia. Dan mereka tau apa yang kita lakukan. Tapi mereka ingin detail. Dalam pandanganku mereka ingin merancang kontrol agar Telegram jadi lebih baik" jelasnya lagi. (*)